
SIAPA APB?
Assalamu’alaikum Pals,
Terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk mengunjungi Blog sederhana ini. Semoga kalian tidak sekedar datang lalu pulang tanpa membawa apa-apa. Bahagia rasanya jika sesuatu yang saya bagikan dalam bentuk apapun itu dapat menginspirasi atau bahkan menjadi awal dari sebuah perubahan meski dalam skala yang kecil. Jika ada saran atau kritik yang sifatnya membangun, jangan ragu untuk berbincang dengan saya melalui e-mail andipajolloibate@gmail.com atau akun media sosial yang tertera di menu ‘Halo! -APB’ bagian kanan atas.
Di halaman ini, saya akan mengungkapkan jati diri saya yang sebenar-benarnya tanpa rekayasa dan tulus dari hati, eeaaa.
Perkenalkan nama Saya Andi Pajolloi Bate, Lahir di Bone Sulawesi selatan; kota yang kental dengan adat bugisnya, kota para raja-raja masyhur, Bumi Arung Palakka sang penakluk Batavia. Saya lahir 21 tahun yang lalu bertepatan dengan musibah Tsunami yang terjadi di pantai selatan jawa timur. Tapi tenang, kelahiran saya membawa kebahagiaan yang teramat amat amat amat besar bagi 2 malaikat surga yang begitu mendambakan hadirnya anak laki-laki yang kelak mewarisi karakter ‘kuat’ sang Ayah. Semoga sih.
Saya tumbuh besar atas didikan dua orang yang begitu berbeda pola asuh. Etta (panggilan ayah dalam bugis) dengan sifat keras dan disiplinnya, sementara mama dengan sifat yang fleksibel dan mudah jadi pelarian saat dimarahi etta, Haha. But, what really impressed me till today adalah mama dan etta tidak pernah sama sekali memaksa 6 anaknya untuk meraih prestasi akademik tertentu. Mama dan etta tidak pernah meminta kami untuk menjadi juara kelas, mengerjakan PR di malam hari, membaca buku, atau sebagainya. Mama dan etta hanya berpesan agar kami selalu jujur dan menjaga kepercayaan mereka. Dengan cara ini, kami justru menikmati setiap proses pendidikan karena tidak punya target yang muluk-muluk. Hasilnya, kami tetap bisa menjadi juara kelas, memenangkan beragam kompetisi sesuai minat kami masing-masing, dan bahkan adik saya yang kelima meski masih kelas 3 SMP sudah bisa mengumpulkan 50-an sertifikat kejuaraan dan mengunjungi berbagai tempat di Indonesia karena prestasinya. Karena asyiknya ia belajar, mama bahkan sering meminta dia untuk nonton TV saja. Aduh ma.
Back to me.
Masa kecil saya sebenarnya tidak jauh berbeda dengan anak kebanyakan. Main bola setiap sore, main hujan-hujanan sampai demam, naik sepeda ke rumah teman lewat sawah becek, dan mengaji Al-Qur’an selepas maghrib .
Masa SD, SMP, hingga SMA semuanya saya lalui di Bone, hingga pada akhirnya saya memutuskan untuk merantau sejauh 1.698,2 km menuju ibu kota Jakarta bersama mimpi-mimpi besar untuk jadi orang yang tidak sekedar sukses, tapi juga menyukseskan orang lain. Eyaaa.
Keputusan merantau ini sebetulnya sempat ditentang oleh hampir seluruh anggota keluarga besar. Kebanyakan dari mereka khawatir dengan kesehatan saya yang memang sering tiba-tiba menurun, mama yang khawatir jika saya kekurangan uang, atau bahkan ada yang takut saya terkena imbas pergaulan bebas dan hedonisme kota metropolitan. Butuh waktu 1 bulan penuh untuk meyakinkan keluarga terutama mama atas pilihan ini. Satu hal yang saya sampaikan ke mama waktu itu ‘Ma, saya akan buat mama bangga dan tidak menyesal mengizinkan saya sekolah sejauh ini’. Mama dan keluarga yang lain pun luluh, saya akhirnya dibolehkan pergi dan menanggung hidup sendiri di kota ini. Sedih juga ya, huhu.
Alhamdulillah selama hampir empat tahun berkuliah, saya selalu memberikan kabar baik ke mama dan etta (kecuali kabar kalau sakit saya kumat). Kabar tentang saya menang lomba, IPK yang lumayan baik, diutus untuk pertukaran mahasiswa, ikut konferensi Internasional, diterima kerja di perusahaan Internasional, atau mama yang dapat pesan dari SMS Banking (Ceritanya saya ngirimin duit, padahal mah dikit banget).
Beyond of All, Saya selalu berterima kasih kepada sang pemilik nyawa, Allah swt yang telah membawa saya sejauh ini, memberikan kesehatan kepada orang tua dan seluruh keluarga saya, menghadirkan sahabat-sahabat terbaik, dan diberi nikmat untuk terus bersyukur. Semoga nikmat ini tidak pernah terputus.
Sekian cerita yang bisa saya bagikan, sebenernya sih masih banyak tapi karena ini udah malem banget (3.10 am) dan pasti kalian bosen kalo bacanya kebanyakan, mending kita sudahi saja. If you guys have any further questions about me, just let me know through e-mail. Jika Allah berkenan, mungkin suatu hari cerita ini akan naik level jadi Autobiografi seperti Chairul Tanjung si Anak Singkong, Aamiin hehe.
Untuk riwayat pendidikan dan beberapa hal yang sudah saya capai sejauh ini bisa dibuka di Tab ‘Jejak -APB ya.
See you! -APB

